Stimulasi nilai-nilai dan etika berbagi serta meminjam milik orang lain
dapat dilakukan melalui aktivitas sehari-hari di rumah. Satu hal yang
patut dingat, ketika anak sudah memahami, kemudian mampu menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari, maka anak berhak mendapatkan penghargaan.
Penghargaan ini penting untuk lebih menumbuhkan semangat agar anak dapat
mengulangi perilaku positifnya tersebut. Berikut beberapa langkah yang
dapat dilakukan:
1. Berikan contoh.
Jangan
salahkan anak yang merebut mainan milik teman bila orangtua sendiri
tidak menghargai hak milik orang lain. Saat melihat gunting milik anak
tergeletak, orangtua langsung memakainya, kemudian diletakkan kembali
sesudahnya. Alangkah baiknya bila orangtua mengatakan, "Kak, pinjam
guntingnya dulu untuk menggunting plastik sebentar. Nanti Bunda
kembalikan lagi ke meja Kakak." Jangan lupa mengucapkan terima kasih
kemudian. Ingat, contoh dengan perbuatan, lebih kuat daripada kata-kata.
Anak cenderung mempraktikkan segala sesuatu yang dilihatnya.
2. Terapkan aturan.
Terapkan
aturan tidak tertulis untuk di lingkungan rumah, bila ingin meminjam
barang milik orang lain harus meminta izin terlebih dahulu kepada
pemiliknya. Dengan menerapkan aturan ini, anak akan memahami etika atau
adab meminjam milik orang lain. Pun budayakan kebiasaan berbagi di
rumah. Bila anak lupa, coba ingatkan, "Eit, kamu lupa mengucapkan
sesuatu?" Anak mungkin berkata, "Eh, iya maaf, Ibu, boleh kupinjam
pulpennya sebentar?"
3. Kenalkan cara berbagi.
Tanamkan
kepada anak akan pentingnya nilai berbagi. Ini dapat diterapkan ketika
memiliki makanan, maka ajaklah kakak untuk membagi adiknya. Bila kuenya
dua, anak bisa membaginya masing-masing satu. Bila kuenya satu, anak
bisa memotongnya terlebih dahulu, lalu potongannya dibagikan ke adik
atau teman. Selain berbagi makanan, orangtua juga dapat berbagi waktu
memainkan mainan.
Pembagian bisa menggunakan waktu, setiap 10
menit bergantian. Bisa juga menggunakan per selesainya permainan.
Setelah anak selesai memainkan satu level angry birds misalnya, maka level berikutnya giliran si teman yang memainkannya.
Bila masing-masing membawa mainan, ajarkan tentang barter mainan.
Anak dapat memainkan milik temannya, sedangkan sang teman memainkan
mainan milik anak. Lebih asyik karena masing-masing serasa memiliki
mainan baru.
Bila ini diterapkan secara rutin, akan tumbuh
kesadaran dalam diri anak akan indahnya berbagi. Hal yang sama juga
berlaku untuk mainan.
(Tabloid Nakita/Utami Sri Rahayu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar